BUKAN
SALAH GURU MENGAJAR
Fenomena-fenomena
yang baru-baru ini terjadi di dalam dunia pendidikan, cukup memancing perhatian
banyak kalangan. Tawuran, satu diantaranya. Masalah yang sempat menyita banyak
perhatian ini sebenarnya sudah tak asing lagi di kancah dunia pendidikan. entah
apa sesungguhnya yang membuat masalah seperti ini menjadi langganan dan seakan
menjadi rahasia umum catatan kelabu pendidikan di Indonesia.
Tak
mudah memang mencari akar permasalahan ini, namun tak jarang pula yang pada
akhirnya guru yang disalahkan. Inti dari pendidikan sendiri merupakan suatu
proses pendewasaan seseorang. Dimana dalam hal ini guru harus dewasa dalam
menyikapi hal-hal yang berkaitan dengan peserta didik. Akan tetapi tidak semua
hal bergantung pada guru. Sebagai instrument pendidikan, guru memang
bertanggung jawab dalam mendidik dan mengajar para peserta didik yang
didalamnya termasuk ajaran moral.
Banyak
kalangan hanya meng- judge para guru
tidak benar dalam mendidik sehingga para siswa jadi brutal dan bermoral buruk. Sebagai
pengganti orangtua di sekolah, guru bertanggungjawab pada peserta didik, tetapi
tak semua hal didapat siswa dari sekolah. Kehidupan anak tak hanya di sekolah.
Bukan salah guru mengajar sama halnya dengan
istilah bukan salah ibu mengandung. Artinya guru disini hanya sebagai
pengganti orangtua saat di sekolah. Tak sepenuhnya guru menjelma menjadi sosok
orangtua yang mempunyai hak sepenuhnya terhadap anak.
Pembentukan
kepribadian anak, selain dari sekolah dapat juga didapatkan dari keluarga dan lingkungan.
Pola asuh dari keluarga menjadi sebuah kunci dari kepribadian anak. Sehingga
jika dari keluarga sudah baik, akan mudah menyesuaikan dengan lingkungan dan
sekolah. Maka dalam hal ini, dibutuhkan suatu sinkronisasi pendidikan dan
pengajaran di antara keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat untuk membantu
mendewasakan seseorang.
Nurul Khikmah
Mahasiswi PGSD FIP UNY
dimuat di Harian Jogja 20 0ktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar