Rabu, 28 November 2012


BUKAN SALAH GURU MENGAJAR
Fenomena-fenomena yang baru-baru ini terjadi di dalam dunia pendidikan, cukup memancing perhatian banyak kalangan. Tawuran, satu diantaranya. Masalah yang sempat menyita banyak perhatian ini sebenarnya sudah tak asing lagi di kancah dunia pendidikan. entah apa sesungguhnya yang membuat masalah seperti ini menjadi langganan dan seakan menjadi rahasia umum catatan kelabu pendidikan di Indonesia.
Tak mudah memang mencari akar permasalahan ini, namun tak jarang pula yang pada akhirnya guru yang disalahkan. Inti dari pendidikan sendiri merupakan suatu proses pendewasaan seseorang. Dimana dalam hal ini guru harus dewasa dalam menyikapi hal-hal yang berkaitan dengan peserta didik. Akan tetapi tidak semua hal bergantung pada guru. Sebagai instrument pendidikan, guru memang bertanggung jawab dalam mendidik dan mengajar para peserta didik yang didalamnya termasuk ajaran moral.
Banyak kalangan hanya meng- judge para guru tidak benar dalam mendidik sehingga para siswa jadi brutal dan bermoral buruk. Sebagai pengganti orangtua di sekolah, guru bertanggungjawab pada peserta didik, tetapi tak semua hal didapat siswa dari sekolah. Kehidupan anak tak hanya di sekolah. Bukan salah guru mengajar sama halnya dengan  istilah bukan salah ibu mengandung. Artinya guru disini hanya sebagai pengganti orangtua saat di sekolah. Tak sepenuhnya guru menjelma menjadi sosok orangtua yang mempunyai hak sepenuhnya terhadap anak.
Pembentukan kepribadian anak, selain dari sekolah dapat juga didapatkan dari keluarga dan lingkungan. Pola asuh dari keluarga menjadi sebuah kunci dari kepribadian anak. Sehingga jika dari keluarga sudah baik, akan mudah menyesuaikan dengan lingkungan dan sekolah. Maka dalam hal ini, dibutuhkan suatu sinkronisasi pendidikan dan pengajaran di antara keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat untuk membantu mendewasakan seseorang.

Nurul Khikmah
Mahasiswi PGSD  FIP UNY
dimuat di Harian Jogja 20 0ktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar